Nasib nahas menimpa Castri Utami (30). Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru pulang dari Taiwan, ini dibius dan dirampok orang tak dikenal, Jumat (21/6). Padahal, niat Castri sekembalinya ke kampung halamannya, Cikakak, Bandarharjo, Brebes, Jawa Tengah, ingin membahagiakan anak tunggalnya, Cindy Fatikasari (10).
Namun, kini harta benda
dan uang hasil keringatnya menjadi pembantu rumah tangga di Taiwan itu,
raib. Castri ditemukan tak sadarkan diri di KM 5, tol Taman Mini
Indonesia Indah, Makasaar, Jakarta Timur, Jumat (21/6) pukul 22.15 WIB
oleh petugas kepolisian. Kemudian dia dilarikan ke Rumah Sakit Polri
Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ketika ditemui Wartakota,
di ruang perawatan RS Polri Kramat Jati, Sabtu (22/6) siang, Castri
tak berdaya terbaring di atas kasur pasien. Pelipis kirinya tampak
lebam. Begitu juga dengan bibirnya yang terlihat pecah. Ia pun mengaku
masih pusing dan lemas.
Ia mengenakan kaos putih
dengan motif lingkaran-lingkaran kecil hijau. Tubuhnya ditutupi
selimut hijau. Wajahnya pucat, jarum infus pun tampak menghiasi tangan
kanannya. Saat itu ia ditemani oleh pamannya, Tarwad (41). Dengan suara
yang cukup berat, Castri menceritakan kronologi kejadian yang
menimpanya.
Menurut
Castri, saat itu ia baru saja pulang bekerja sebagai pembantu dari
Taiwan dimana ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Saat menumpang
pesawat dari Taiwan menuju Jakarta, ia bertemu dengan Tami yang berusia
sekitar 30 di dalam pesawat.
Di dalam pesawat mereka
berkenalan. Tami mengaku bekerja sebagai TKW juga di Taiwan. Tami juga
mengaku akan pulang ke kampung halamannya di Plumbon, Cirebon. Mereka
tiba di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Jumat (21/6) pukul 14.00.
Saat itu Castri hendak dijemput oleh orangtuanya Darmanto (50) dan
ibunya, Sarsem (40). "Pas sampai di bandara saya telepon bapak saya,
tapi katanya baru bisa sampai sore bahkan malam, karena lagi macet
banget," kata Castri.
Castri pun memutuskannya
menunggu di sebuah restoran cepat saji di bandara. Tami ketika itu
turut bersama Castri. Tami mengaku sedang menunggu jemputan dari
keluarganya. "Nah pas di restoran itu ada laki-laki datang yang bawa
tas banyak juga, dia kenalan sama kami di restoran," cerita Castri.
Ridwan, laki-laki
berusia sekitar 30-an itu memperkenalkan diri. Ridwan juga mengaku TKI
yang baru pulang dan menunggu dijemput oleh kerabatnya. Ridwan mengaku
akan pulang ke Arjawinangun, Cirebon
Setelah berbincang-bincang, Ridwan menawarkan tumpangan jemputannya.
Castri
yang enggan menunggu itu akhirnya menelepon keluarganya untuk
menjemput di stasiun Gambir. "Tapi saat itu, bapak sebenarnya udah
ngelarang, tapi saya tetap minta buat dijemput di Gambir saja, karena
macet, dan saya takut nunggu di bandara lama-lama," ujarnya.
Sementara, Castri duduk
di bangku tengah, dengan posisi Ridwan duduk di samping kanan dan Tami
di samping kiri. "Saya nggak curiga sama sekali, apalagi ada Tami juga
yang nggak kenal mereka, lagian mereka juga baik-baik aja," lanjutnya.
Diperjalanan
dia dikasih jamu berwarna putih. "Saya sempat nolak karena nggak doyan
jamu, tapi si Ridwan harus minum biar nggak masuk angin, ya sudah saya
minum, karena saya lihat Tami dan keneknya juga minum jamu itu,
rasanya pahit," ceritanya.
Lalu mereka melanjutkan
perjalanan dan masuk ke dalam tol kembali. Namun, tak berapa lama
kemudian, Castri merasa mengantuk. Perlahan ia pun justru terlelap
tidur. "Sadar-sadar saya udah di atas kasur lagi didorong-dorong di
rumah sakit, saya pikir saya kecelakaan, tapi Tami dan Ridwan nggak
ada, saya nggak sama sekali terasa dibuang ke pinggir tol," katanya.
Saat itu juga ia baru
sadar barang-barangnya hilang yaitu uang 3.000 Taiwan dolar, 320 dolar
Amerika, 3 ponsel, 1 iPad, perhiasan kalung, gelang, serta anting, dan 1
koper berisi pakaian dan makanan "Saya yakin Tami dan Ridwan pelaku
yang merampok saya, dia bius saya pakai jamu itu," jelasnya. (suf)
Sumber: Warta Kota Edisi Minggu, 23 Juni 2013
Sumber : http://wartakota.tribunnews.com/