Dikerjai Sopir Travel

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)


Watermark image
Penderitaan para TKW tak hanya dirongrong para calo di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Pantauan Warta Kota, sopir-sopir travel pun atau koordinator angkutan travel juga memanfaatkan kepolosan para TKW.
Salah satunya adalah WR (46), koordinator untuk enam perusahaan angkutan travel di Terminal IV. Setiap hari WR dan rekan-rekannya nongkrong di Kantin Terminal IV.
Kondisi kantinnya buruk. Hanya ada dua pedagang makanan di situ. Lantai kantin kotor dan terletak di belakang toilet.
WR sudah seperti sahabat dengan para petugas di Terminal IV. Petugas-petugas di sini saling sapa dengan WR. Bukan cuma itu, apabila WR mendapat 'klien', WR akan menyuruh kepala security untuk mencaritahu apakah TKW yang hendak dijemput sudah datang atau belum.
Seperti pada Kamis (13/6), ketika diminta mencarikan nama TKW dengan penerbangan maskapai Fly Emirates dari Dubai, WR memanggil kepala security Terminal IV yang tampak lebih tua darinya untuk mencarikan nama yang diminta. Sambil memberi hormat, kepala security itupun menjalankan perintah WR. Tak lama, kepala security berkumis itupun sudah membawakan TKW yang dicari.
Apabila ada penjemput TKW yang kepalang datang ke Terminal IV, WR akan meminta imbalan untuk ganti alamat agar TKW bisa diturunkan dari mobil travel di tengah perjalanan.
Untuk ganti alamat, WR meminta uang jasa Rp 140.000. Lalu nantinya TKW yang hendak turun di tengah perjalanan agar bisa pulang bersama keluarganya mesti memberi uang ke sopir travel Rp 200.000-Rp 300.000. "Kalau ke sopir, ya kasih lah. Biar sama-sama enak, agar tak ada yang ngedumel," kata WR kepada Warta Kota.
Aturan bagi TKW yang melalui Terminal IV memang harus pulang sampai ke rumah sesuai alamat paspor memakai angkutan Travel yang disediakan BNP2TKI tersebut. Makanya calo dan sopir mengambil celah itu.
Calo menarik uang untuk ganti alamat. Sedangkan sopir menarik uang jasa untuk bersedia menurunkan TKW di tengah perjalanan.
Namun, tak semua petugas di Terminal IV punya pikiran licik. Beberapa petugas yang masih berusia muda kerap mengampiri keluarga TKW yang datang menjemput di Terminal IV. Mereka menjelaskan bahwa tak perlu lagi menggunakan jasa calo di Terminal IV.
"Kalau sudah kepalang basah masuk ke Terminal IV, ya lebih baik biarkan TKW-nya pulang ke rumah dengan mobil travel saja ketimbang diturunkan di jalan. Calo di sini banyak bohongnya, mereka bekerja sama dengan security. Kalau mau jemput, ya, jemput saja di Terminal 2D," kata seorang petugas yang baru setahun bekerja di Terminal IV.
Pantauan Warta Kota, kondisi Terminal IV memang tak bagus. Monitor-monitor penyampai informasi seluruhnya tak berfungsi. TKI yang mesti menunggu berjam-jam hanya duduk di kursi-kursi besi panjang.
Lantaran terlalu lama, TKI yang sakit duduk di kursi memilih menggelar koran. Mereka juga hanya bisa memesan makanan dari satu kios makanan yang ada di Terminal IV.
Terminal IV ini lokasi terpencil. Untuk mencapai terminal ini jalannya gelap, kecil, dan berkelol-kelok. Kiri kanannya adalah persawahan dan sungai. Dari lokasi masuk ke Terminal IV ini terlihat jelas pesawat yang hendak take off ataupun landing. (ote/gps/m13)

Sumber: Warta Kota Edisi Senin, 17 Juni 2013

 

YOU MIGHT ALSO LIKE

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)