Dia yang merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara mengakui banyak perbedaan, mulai dari jam belajar sampai cara pembelajarannya. Jam belajar di Papua 07.00 s/d 12.00 sedang disini mulai jam 07.00 s/d jam 14.00. Untuk cara pembelajarannya, disini guru lebih kreatif dalam mengajar yaitu menjelaskan dan juga dengan mendekati siswa. “ Guru tidak sebatas mengajar saja tetapi ada pendekatan dari guru kepada siswanya, sehingga terjalin hubungan yang baik antara guru dengan murid,” ujar Vani yang masuk jurusan IPA.
Pada karnaval di Purworejo dalam rangka peringatan kemerdekaan RI, Vanie bersama dua temannya dari Papua sangat bangga bisa dilibatkan untuk mengikuti karnaval dengan memakai pakaian adat. Selain kegiatan itu, masih banyak kegiatan diluar sekolah yang diikuti seperti PMR, UKS, Paduan suara, Gamapala, dan lain sebagainya.
Perbedaan lain menurut Vanie, tentang masakan yang rasanya lebih manis dibanding dengan masakan di Papua. “Awalnya memang belum bisa, tetapi lama-lama setelah menyesuaikan ya sudah terbiasa dengan menu masakan disini,” ujar Vanie yang didampingi dua temannya Alfonsina dan Kobogau.
Dia yang saat ini tinggal di perumahan KBN, mengaku kadang dihinggapi rasa rindu dengan keluarga di Papua. Untuk mengatasinya, dia melakukan komunikasi lewat ponsel, untuk berbicara langsung dengan orangtuanya dan saudara-saudaranya.
Vanie yang bercita-cita ingin jadi pendeta itu, merasa senang dan bangga karena orang tua dan semua saudaranya, memberikan support dan semangat untuk melanjutkan belajar dimanapun tempatnya. “Saya ingin ilmu yang saya dapatkan di Purworejo ini, dapat saya terapkan di daerah saya agar bisa bermanfaat bagi masyarakat di Papua,” harapnya.
Sumber : http://www.purworejokab.go.id