Ubah Lahan tidak Produktif Menjadi Peternakan Bebek

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Bisnis budidaya bebek (itik) kini mulai digemari masyarakat dan menjadi sebuah pilihan daripada memelihara unggas lain. Disamping mampu memberikan keuntungan besar, bebek termasuk salah satu unggas yang tahan dari serangan penyakit seperti flu burung (Avian Influenza). Di Kabupaten Sragen masyarakat mulai mengembangkan bisnis ini, karena dinilai memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Terlebih jika dilakukan secara intensif bukan sekedar kegiatan sambilan.

Mengingat permintaan pasar baik telur maupun daging bebek semakin meningkat, banyak upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan produksi. Menurut Kepala Desa Karangmalang, Sarjono, tani ternak itik di Dukuh Kedusan ini tergabung dalam satu kelompok yang beranggotakan 18 orang. Sampai saat ini, jumlah itik mencapai 7500 ekor yang tersebar di dua lokasi kandang. Salah satu kandang yang terletak di bantaran sungai Grompol ini dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng. “Kandang itik ditangani secara khusus selain agar tidak mengganggu lingkungan dan kesehatan pemukinan, juga sangat berpengaruh pada produktifitasnya,” katanya.

Beberapa waktu lalu, kelompok ternak itik ini mengadakan pertemuan dengan apartur pemerintah. Pertemuan anggota kelompok peternak itik “Ngudi Rejeki’ ini berlangsung di rumah Kepala Desa setempat. Hadir pada pertemuan ini, Muspika Kecamatan Masaran serta perwakilan dinas/instansi terkait.

Dalam sambutannya, Camat Masaran, Bambang Widyatmoko, mengatakan pertemuan ini merupakan sarana komunikasi antara masyarakat dengan pihak pemerintah. Karena selama ini masyarakat selaku peternak, meski banyak yang telah menjalankan usaha ternaknya beberapa lama namun masih sering mengeluh. Keluhan ini bervariasi mulai dari kendala modal, biaya produksi serta pengetahuan peternak yang masih kurang, sehingga pencapaian produksinya tidak optimal. Bahkan masih ada usaha-usaha peternakan itik yang ada sekarang masih didominasi peternak skala kecil yang bersifat tradisional ekstensif (diumbar).

Melalui forum ini, lanjut Camat, peternak itik bisa menyampaikan keluh kesahnya pada pihak terkait seperti Dinas Peternakan, Dinas Pertanian atauun kepada Disperinkop dan UKM. Sehingga berbagai permasalahan yang ada, bisa dipecahkan bersama-sama. Termasuk upaya-upaya penyebarluasan informasi mengenai keberadaan sentral peternakan bebek di wilayah ini.

Camat berpesan, para peternak agar cerdas menyikapi ancaman bagi ternaknya, seperti wabah penyakit, lingkungan yang bau tak sedap serta memperhatikan aspek pembuangan. Melalui upaya-upaya pengembangan terpadu ini, diharapkan para peternak itik semakin termotivasi, cepat berkembang, dan mampu meningkatkan taraf perekonomian keluarga. “Usaha butuh ketenangan, konsentrasi dan tidak kemrungsung,”kataya.

Letak Sangat Strategis
Bila dilihats ecara geografis, lokasi ternak itik tersebut sangat strategis,  karena terletak di pinggiran sungai nggrompol. Hal ini sangat menguntungkan karena lokasinya yang dekat dengan sungai sehingga setiap pagi, bebek-bebek yang jumlahnya ribuan tersebut bisa diumbar ke sungai. “Dengan begitu bebeka akan lebih sehat” terang Sarjono.

Lahan yang diguanakan untuk ternak bebek tersebut dulunya merupakan lahan yang tidak produktif. Tapi kini lahan tersebut dapat disulap menjadi sentra ternak itik di desa Karangmalang. Sebenarnya masih sangat luas sekali lahan-lahan sejenis disepanjang bantaran sungai nggrompol, tambah Sarjono. Untuk itu dirinya bercita-cita untuk mengembangkan ternak itiknya, guna mengoptimalkan lahan-lahan yang yang tidak produktif disepanjang sungai tersebut.

Lahan disepanjang sungai nggrompol dulunya merupakan daerah banjir disetiap musim hujan. Bila hujan lebat, bisa dipastikan lahan tersebut akan banjir. Namun kini dengan telah dikeruknya sungai nggrompol, kejadian banjir seperti tahu-tahun kemare bisa dipastikan tidak terjadi. Sehingga nasih banyak lahan-lahan sejenis yang bisa dimanfaatkan untuk beternak itik.

Sebuah Pemikiran yang Cemerlang
Kelompok ternak itik ini merupakan sebuah ide cemerlang dari Sarjono, Lurah Desa Karangmalang sendiri. Dulu, masyarakat sekitar masih beternak secara tradisional. Maisng masing peternak itik beternak di sekitar rumah tinggalnya. Selain baunya mengganggu masyarakat sekitar, ditinjau dari segi kesehatan sangatlah tidak sehat. Melihat pemandangan didesanya tersebut, beberapa waktu lalu, dirinya mempunyai ide untuk mengumpulkan peternak-peternak itik trsebut disatu lokasi yang sehat, aman, strategis dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Kebetulan pada saat itu, sungai nggrompol telah dikeruk untuk mengantisipasi banjir musiman. Sehingga dirinya memilih lahan-lahan disekitar sungai nggrompol untuk disewa guna mewujudkan ide cemerlangnya tersebut.

Tak berapa lama, dirinya mengumpulkan para peternak itik untuk menyampaikan ide tersebut. Sambutan baik pun datang dari para peternak. Maka tak berapa lama, secara bersama-sama mereka mendidikan sentra peternakan itik di lokasi yang telah dipilihnya tersebut.

Kini, bila anda berkunjung ke sana, maka akan terlihat sebuah kandaang itik yang mempunyai ukuran sangat luas, sekitar 100 x 50 meteran lebih. Dirinya berharap, kelompok ternak itik ini mendapat respon dari pemerintah. Menurutnya masih banyak kesempatan untuk mengembangkan ternak itik, mengingat lahan disekitar lokasi ternak itik tersebut masih sangat luas. (Hart)

YOU MIGHT ALSO LIKE

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)