Banyak
kegiatan positip yang bisa dijadikan hobi. Bila ditekuni akan
mendatangkan kepuasan dan keuntungan. Salah satunya hobi numismatika
atau hobi mengkoleksi uang kuno. Dunia numismatika tidak hanya
memberikan keasyikan tersendiri bagi kolektornya, tapi juga menjanjikan
keuntungan materiil yang menggiurkan. Di balik kekunoan uang-uang
tersebut, ternyata menyimpan sumber penghasilan yang luar biasa. Coba
cermati, meski nilai nominal pada uang kuno itu ’tak seberapa’, namun di
kalangan penggila numismatika bisa terjual dengan harga jutaan
rupiah.
Soal numismatik yang bisa
menjadi sumber keuntungan selain untuk memenuhi kepuasan dalam hobi,
dituturkan oleh Eko Agus Purnomo, numismator asal Masaran Sragen.
Pemuda usia 35 tahun ini telah menekuni numismatika sejak 15 tahun
lalu. Sebelumnya, filateli atau pengkoleksi perangko adalah hobi yang
ditekuni sejak duduk dibangku SMP sebelum merambah ke dunia
numismatika. Mulai tertarik dengan uang-uang kuno sejak dirinya lulus
SMA dan bekerja di sebuah perusahaan yang menjual barang-barang kuno di
Bandung.
Ketertarikannya pada uang kuno
berawal dari hobi teman kerjanya di kota Bandung, 17 tahun silam.
Diceritakanya, tidak mudah waktu itu untuk mendapatkan uang-uang kuno.
Ia harus berburu dari satu kota ke kota lainnya. Waktu itu disetiap
kota masih sangat jarang dijumpai toko atau kolektor uang kuno.
Biasanya ia mendapatkan uang-uang kuno dari seorang pedagang buku-buku
kuno. Para pedagang ini biasanya mendapatkan uang kuno dari dalam
buku-buku kuno yang ia jual. Biasanya orang-orang jaman dahulu, kalau
menyimpan uang kuno dengan cara diselipkan dalam buku.Setelah berburu
kurang lebih satu tahun, koleksinya mulai menumpuk banyak. Tidak
sedikit uang yang ia keluarakan untuk membeli uang-uang kuno tersebut.
Setelah koleksinya mulai
menumpuk banyak, pada tahun 1993 mulailah ia berani menggelar pameran
diberbagai kota. Dari pameran inilah bapak satu anak ini mulai dikenal
oleh para numismator. Tahun 1994 pemuda asli Masaran Sragen ini mulai
membuka toko uang kuno di kota Solo. Sejak membuka toko, ia mulai
jarang berburu uang kuno. Karena, dari tokonya ini banyak transaksi
jual dn beli uang kuno, sehingga ia tak pernah kehabisan stok barang.
Kecuali untuk uang-uang tertentu yang bernilai tinggi.
Menurut Koko panggilan akrabnya,
menilik sejarah bangsa ini, yakni menjadi jajahan negara asing dan
beberapa kali mengalami pergantian pemerintahan, membuat Indonesia
menjadi tempat potensial untuk perkembangan dunia numismatika.
’’Tinggi-rendahnya nilai uang
kuno dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya, tingkat kelangkaan
barang, kondisi fisik dan munculnya kolektor baru yang memburu seri
mata uang tertentu,jelas Koko, yang memiliki koleksi uang kuno kertas
ratusan ribu lembar dan puluhan ribu keping jenis koin ini.
Jadi, belum tentu uang kuno yang
umurnya lebih tua pasti laku lebih mahal. Kondisi fisik yang rusak,
lusuh atau cacat akan mengurangi nilainya. Itulah sebabnya, banyak
orang yang terpincut memburu uang kuno jenis UNC (uncirculation) yang
peredarannya bersifat bank to bank. Karena tidak beredar di masyarakat,
kondisi uang kuno UNC lebih bagus.
Menurut dia, karakter investasi
uang kuno mirip perpaduan main saham dan properti. Untuk itu, bermain
uang kuno pun perlu trik tertentu. Yang paling penting adalah
perhatikan bagaimana tingkat ketertarikan masyarakat terhadap mata uang
itu. Jika banyak peminatnya, berarti potensi harganya bagus. Lalu
bagaimana motif gambarnya, apakah punya nilai sejarah yang tinggi dan
langka. Jangan lupa, cermati siapa penerbit uang kuno itu, pesannya.
Yang paling banyak menjadi
pembeli di tokonya adalah para calon temanten. Pasalnya uang kuno ini
biasanya digunakan untuk menggenapi jumlah mahar yang disesuaikan
dengan tanggal lahir pengantin. “Akan sulit menyesuaikan uang mahar
dengan tanggal lahir pengantin bila hanya menggunakan uang sekarang
yang masih berlaku, biasanya untuk menggenapinya dengan pecahan satu
rupiahan uang kuno,jelas Koko.
Selain memenuhi keasyikan hobi,
uang kuno ini benar-benar mendatangkan keuntungan materiil yang
lumayan. Kuncinya, tekun, teliti, dan sabar untuk terus belajar anatomi
uang kuno,saran pemilik Toko “PASdi Jalan Raya Masaran Solo ini. (N.Hart)