Banyon, kampung mandiri yang berprestasi, UBAH KAS RT JADI MODAL BERGILIR

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
SMART – Kampung Banyon Kalurahan kroya kec. Karangmalang Sragen selama ini identik dengan banjir, karena kampung tersebut memang berada di tepian sungai Garuda, yang selalu menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba. Namun saat ini Banyon tidak hanya dikenal sebagai kampung banjir, namun juga dikenal sebagai kampung kambing. Pasalnya, sebagian besar warga dikampung tersebut memelihara hewan ternak khususnya kambing di pekarangannya masing-masing. Khususnya di Banyon RT 18 Rw 06 Kelurahan Kroyo Kecamatan Karangmalang Sragen seluruh Kepala Keluarga dipastikan memiliki ternak kambing. Kegiatan wirausaha tersebut terbukti mampu meningkatkan ekonomi warga di kampung tersebut.

Prakarsa Warga

Ide memelihara kambing di RT 18 tersebut memang murni prakarsa warga setempat. Ceritanya pada tahun 2004 lalu, uang kas RT yang berjumlah Rp 5 juta atas kesepakatan warga diputuskan untuk dijadikan modal berternak kambing secara bergulir. Selanjutnya dari 25 KK di RT tersebut dilotere untuk dipilih 5 KK pertama yang berhak menerima modal sebesar Rp 1 juta. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun uang tersebut harus dikembalikan untuk digulirkan kepada lima KK berikutnya. Uang yang dikembalikan tersebut tanpa dikenakan bunga, sedang 5 KK berikutnya yang menerima dana bergulir dipilih dengan dilotere seperti halnya arisan. Begitulah seterusnya hingga pada tahun ke lima seluruh KK di RT telah memiliki kambing dari hasil dana bergulir kas RT.

Menurut sekretaris RT 18 Jaka Soesanta, warga di RT tersebut sebagian besar adalah buruh tani yang tingkat kesejahteraannya masih sangat rendah. Dalam musyawarah para warga dicari jalan bagaimana bisa mendapatkan modal untuk berwirausaha. Akhirnya tercetus ide untuk menggunakan uang kas RT yang saat itu telah terkumpul sebesar Rp. 5 juta. Uang Kas tersebut adalah iuran bulanan dari seluruh warga, dimana tiap KK ditarik iuran sebesar Rp. 2 ribu. Sebuah ide dan kretivitas yang patut diacungi jempol.

“Alhamdulilah program modal bergilir yang kami laksanakan di lingkungan RT ini telah berjalan sukses , seluruh warga disini sudah memiliki usaha berternak kambing, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan mereka” kata Joko Soesanto. “ Dulu sebelum ada program dana bergulir lebih dari separo warga disini masuk kategori KK miskin. Namun setelah program dana bergulir berjalan lima tahun jumlah KK miskin tinggal dua, itupun karena mereka adalah janda tua yang sudah tidak produktif lagi. Program ini juga mendukung program Pemerintah kabupaten Sragen dalam rangka pemberdayaan ekonomi mandiri,” ujar Joko yang sehari-harinya adalah staf Dinas Pekerjaan Umum bidang pengairan Pemkab Sragen.

Kampung Banyon juga dikenal sebagai kampung berprestasi, karena telah berkali-kali mendapat penghargaan tingkat kabupaten diantaranya lomba kebersihan dalam hari jadi Kabupaten Sragen tahun 2003, lomba kebersihan dalam rangka peringatan HUT kemerdekaan RI tahun 2004, serta juara lomba rumah sehat dan juara pemanfaatan lahan pekarangan. Dalam waktu dekat kampung ini akan mewakili kabupaten Sragen dalam lomba PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat ) tingkat Propinsi Jawa Tengah.

“ Melalui program ini bukan hanya para bapak yang dilatih berwirausaha, namun sekaligus mendidik para anak-anak untuk berwirausaha. Kalau orangtuanya memelihara ternak, otomatis anak-anaknya akan mengetahui cara merawat , membersihkan kandang dan memberi makan hewan ternak peliharaanya. Itu bisa menjadi bekal bagi mereka untuk hidup mandiri,” terang Joko. Menurut Joko setelah program modal bergulir ternak kambing ini selesai, selanjutnya akan ditingkatkan menjadi modal bergulir untuk berternak sapi.

Adi Purnomo (35 tahun) salah satu warga yang menerima modal bergilir merasa sangat terbantu dengan adanya program tersebut. Adi merupakan satu dari lima warga yang menerima modal kerja di putaran pertama. Uang sebesar Rp 1 juta pada tahun 2004 digunakanya untuk membeli 4 ekor kambing. Pada tahun pertama ia telah berhasil mengembalikan modal bergilir tersebut. Kini menginjak tahun kelima ia berternak kambing, hewan piaraanya yang semula hanya 4 ekor telah beranak pinak, yang bila dihitung telah mencapai 35 ekor. Sebagian kambing-kambing tersebut telah dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. “ Dengan berternak kambing sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan keluarga serta beaya sekolah bagi anak-anak saya “ tutur bapak dua anak ini.(Rin)

YOU MIGHT ALSO LIKE

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)