Jika Anda akan mengemudikan sebuah ambulans, diperlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan khusus dalam mengemudi ambulans sehingga meskipun respon harus
dilakukan secara cepat namun perlu dihindari kecerobohan yang mungkin akan
membahayakan pasien, orang lain maupun kru ambulance itu sendiri.
A. Syarat Pengemudi Ambulans
Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans yang aman, Anda harus :
- Sehat secara fisik.
- Anda tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat. Anda dalam mengoperasikan ambulans, tidak juga kondisi medis yang mengganggu Anda saat mengemudi.
- Sehat secara mental.
- Emosi terkontrol.
- Mengemudikan ambulans bukanlah perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine.
- Bisa mengemudi di bawah tekanan
- Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko.
- Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
- Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan obat penenang lainnya.
- Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku.
- Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
- Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk.
B. Aturan ambulans gawat darurat di jalan raya
Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian
kendaraan emergensi. Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan
kecepatan, parkir, larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah jalan.
Namun demikian, peraturan juga menggariskan bahwa jika seorang
pengemudi ambulans mengemudikan kendaraannya tanpa memperdulikan
keselamatan orang lain, maka harus siap membayar konsekuensinya - bisa
berupa surat tilang, gugatan pengadilan, atau bahkan ditahan untuk
beberapa waktu. Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan
pengoperasian ambulans:
- Pengemudi ambulans harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus menyelesaikan program pelatihannya.
- Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulans untuk tidak mematuhi peraturan ketika ambulans digunakan untuk respon emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika ambulans tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku untuk ambulans.
- Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak menjadikan pengemudi ambulans kebal terhadap peraturan terutama jika mengemudikan ambulans dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain.
- Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menggunakan alat-alat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang diatur oleh peraturan.
- Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergensi untuk :
- Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau membahayakan nyawa orang lain.
- Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara mengharuskan pengemudi ambulans untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
- Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak membahayakan nyawa dan hak milik orang lain.
- Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda.
- Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat.
Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulans, sebagian besar
peraturan perundangan- undangan yang menyidangkan pengemudi di
pengadilan akan mengemukakan dua hal penting. Apakah pengemudi telah
memperdulikan keselamatan orang lain selama mengemudi? Dan apakah saat
itu panggilan benar-benar dalam keadaan darurat?
C. Menggunakan Alat-alat Peringatan
Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika
alat-alat peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan
dengan mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian
menunjukkan bahwa supir kendaraan lain bisa saja tidak melihat atau
mendengar suara ambulans hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki.
Jadi jangan pernah beranggapan bahwa Anda berada dalam keadaan aman jika
sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine.
Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam
pratek ambulans dan juga paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan
sirine, pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara
bermotor lainnya, pasien dalam ambulans, maupun pengemudi ambulans itu
sendiri. Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans gawat
darurat.
- Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul stress. Pengemudi kendaraan bermotor
- Cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulans jika sirine terlalu sering dinyalakan. Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulans seringkali menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi.
- Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda. Adanya bangunan, pepohonan, dan semak belukar, radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine.
- Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.
- Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat dengan kendaraan di depan Anda.
- Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk menakuti orang lain.
Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulans. Pengemudi yang
berpengalaman menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak dapat
membuka jalur lalu lintas secepat sirine. Petunjuk penggunaan sirine
diaplikasikan juga untuk penggunaan klakson.
Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang
ataupun malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat
meningkatkan jarak pandang kendaraan terhadap pengemudi lain. Ketika
ambulans berada pada keadaan emergensi untuk pasien dengan prioritas
tinggi, baik dalam perjalanan menuju lokasi kejadian maupun transportasi
ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus digunakan. Kendaraan harus
bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat.
GUNAKAN LAMPU DAN SIRINE HANYA UNTUK KEADAAN DARURAT YANG
MENGANCAM NYAWA ATAU BAGIAN TUBUH.
D. Kecepatan dan Keselamatan
Sebagai pengemudi ambulans, Anda pasti sering sekali diingatkan
untuk mengemudi dengan pelan dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit
dengan mengatakan seperti, ”Bagaimana aku dapat membawa pasien dengan
cedera serius tepat waktu ke rumah sakit bila aku mengulur waktu? Kami
tidak meminta Anda untuk mengulur waktu. Tetapi kemudikanlah ambulans
dengan mengingat hal-hal yang tertera di bawah ini:
- Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan.
- Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti, sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan. Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan Anda untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang sebenarnya dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh batasan larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan lampu peringatan peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk arah. Pastikan bahwa pengemudi ambulans dan semua penumpang menggunakan sabuk pengaman saat ambulans sedang berjalan.
E. Pengiriman Ambulans Lebih Dari Satu atau dengan Kendaraan Pengiring
Ketika polisi mengiringi ambulans mengantar ke lokasi kejadian,
mungkin akan timbul beberapa bahaya tambahan. Seringkali terjadi,
pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman mengikuti mobil pengiring
terlalu dekat dan tidak bisa menghentikan ambulans saat kendaraan di
depannya berhenti mendadak. Pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman
bisa saja memiliki anggapan yang keliru bahwa pengemudi kendaraan lain
mengetahui bahwa ambulans yang dikendarainya tengah mengikuti mobil
pengiring. Pada kenyataannya, pengemudi lain akan berhenti tepat di
depan ambulans sesaat setelah kendaraan pengiring melintas. Karena
bahaya yang timbul akibat adanya pengiring, sebagian besar sistem EMS
tidak merekomendasikan pengiriman ambulans dengan kendaraan pengiring
kecuali pengemudi ambulans tidak mengenal lokasi pasien (atau rumah
sakit) sehingga harus dipandu oleh polisi. Pada pengiriman ambulans
lebih dari satu, bahaya yang timbul dapat serupa seperti yang
ditimbulkan kendaraan pengiring, terutama ketika iringan kendaraan
melaju pada satu arah yang sama, dengan jarak yang terlalu berdekatan.
Bahaya besar juga terjadi ketika dua ambulans melintasi persimpangan
jalan pada saat yang sama. Tidak hanya mereka akan kesulitan untuk
saling menghindar, tetapi pengemudi kendaraan lain mungkin akan dapat
menghindar mobil pertama tapi tidak mobil kedua. Pada intinya, pengemudi
ambulans harus memberikan perhatian lebih saat melintasi persimpangan
untuk pengiriman ambulans lebih dari satu.
F. Mencari Jalur Alternatif
Jika diperkirakan bahwa ambulans akan terlambat mencapai lokasi pasien,
pengemudi ambulans harus mempertimbangkan sebuah jalur alternatif atau
meminta pengiriman ambulans lain. Beberapa tip untuk antisipasi adanya
kemacetan:
- Perkirakan waktu-waktu di mana perubahan keadaan dapat mempengaruhi kecepatan pengiriman.
- Dapatkan peta detail wilayah pelayanan Anda. Kemudian tandai titik-titik pada peta yang biasa timbul masalah lalu lintas seperti area sekolah, jembatan, terowongan, persimpangan rel kereta api, dan area-area padat.
- Tandai juga keadaan-keadaan lain yang bisa timbul sewaktu-waktu seperti lokasi pembangunan dan perbaikan jalan ataupun adanya jalan memutar yang panjang maupun pendek.
- Gunakan warna yang berbeda, tandai jalur alternatif, jalur salju, dan lain sebagainya.
- Gantung sebuah peta di pangkalan dan letakkan sebuah peta lain di dalam ambulans. Sehingga jika Anda kelak menghadapi wilayah yang bermasalah, Anda akan dapat memilih jalur alternatif yang mampu mengantarkan Anda ke tujuan dengan lebih cepat dan lebih aman.
G. Menempatkan Ambulans di Lokasi Kejadian Kecelakaan/Tabrakan
Ketika mengirimkan ambulans ke lokasi kejadian kecelakaan/tabrakan
kendaraan, pastikan untuk mengambil segala tindakan guna melokalisir
tempat kejadian.
- Lakukan penilaian keamanan lokasi dan tentukan area-area berbahaya di sekitar lokasi kejadian.
- Parkirlah ambulans sekurang-kurangnya 100 kaki dari rongsokan kendaraan, jika terlihat ada nyala api, atau kebocoran cairan dan asap yang berbahaya. Jika tidak tampak nyala api atau kebocoran cairan dan asap, parkir sekurang-kurangnya 50 kaki dari rongsokan. set rem parkirnya dan letakkan baji pengganjal roda di bawah ban sedemikian rupa sehingga pergerakan maju akan tertahan bila ambulans terdorng.
- Parkirlah ambulans Anda di belakang rongsokan kendaraan (dari arah keadatangan Anda) jika Anda adalah kendaraan emergensi pertama yang ada di lokasi kejadian sehingga lampu peringatan anda dapat memperingatkan kendaraan bermotor lain yang mendekat sebelum nyala api atau tanda lain diletakkan.
- Jika lokasi kejadian telah diamankan oleh polisi atau pihak lain
- parkirlah di depan rongsokan kendaraan untuk mencegah ambulans Anda tertabrak arus lalu lintas yang datang dari belakang.
- Minta seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai pengarah dan pemandu Anda ketika memundurkan ambulans untuk mengambil pasien, anda memiliki keterbatasan pandangan jika sekedar mengandalkan spion dan kemungkinan resiko menabrak pejalan kaki, benda, atau kendaran lain.