Di kalangan warga Kabupaten
Sragen dan sekitarnya, siapa yang tak kenal dengan penyanyi yang satu
ini. Morista, begitu orang mengenalnya. Seorang penyanyi asli Sragen
serba bisa, yang mahir menyanyikan berbagai jenis lagu. Morista sering
tampil diberbagai acara seperti hajatan/orang punya kerja, panggung
hiburan terbuka, peringatan hari-hari besar, serta acara-acara lain
baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta.
Ditemui dirumahnya di Dedegan, Kelurahan Pelemgadung Kecamatan
Karangmalang Sragen, ibu satu anak ini menceritakan bahwa bakatnya
dibidang seni suara memang sudah dimilikinya sejak masih kecil.
Sewaktu masih duduk di bangku SD, wanita bertubuh langsing ini sangat
menyenangi lagu-lagu dangdut. Menginjak dewasa sewaktu duduk dibangku
SMP, kesenangannya dalam mengolah suara disalurkan dengan mengikuti
berbagai lomba menyanyi.
Lepas dari bangku SMP, suara emasnya mulai dilirik oleh group campur
sari Barokah asal Banaran, Sambungmacan. Nah sejak itulah karirnya
mulai melejit bak roket yang sedang membelah angkasa. Lagu pertama
yang ia nyanyikan sewaktu resmi menjadi penyanyi campur sari adalah
lagu yang berjudul “Kangen” karya Manthos.
Belajar Secara Otodidak
Dalam olah seni suara penyanyi asli Sragen kelahiran 28 tahun silam
ini mengaku belajar secara otodidak. Dia tidak pernah belajar secara
khusus kepada seorang guru. Bakat yang dimilikinya sejak lahir telah
menghantarkannya menjadi seorang penyanyi yang terkenal seperti saat
ini.
Meski demikian ia mempunyai tokoh idola seorang penyanyi yang
mengispirasikan dan memotivasinya hingga menjadi seorang penyanyi.
Tokoh idolanya tersebut tidak lain adalah Waljinah dan Hetty Koes
Endang. “Dari kedua penyanyi inilah saya belajar menyanyi meski tidak
secara langsung,” katanya.
Berbagai Jenis Lagu
Meski sewaktu kecil dulu hanya lagu dangdut yang ia sukai, namun
ketika terjun di dunia olah suara dirinya dihadapkan pada kenyataan
bahwa pengemarnya tidak hanya dari kalangan penyuka lagu dangdut saja.
Alhasil ia pun harus belajar berbagai jenis lagu. Dari situlah
terbukti bahwa bakatnya menyanyi tidak hanya terbatas pada lagu
dangdut. Bahkan untuk mempelajari berbagai jenis lagu dirinya tidak
menemui kesulitan. Menurut Morista, berbagai jenis lagu yang ia
bawakan cengkoknya tak terlalu jauh dari lagu-lagu dangdut, misalnya
lagu pop yang didangdutkan, lagu campursari, keroncong dan langgam
jawa. “Cengkoknya tak terlalu jauh dari lagu dangdut, hampir
mirip-mirip, yang paling penting saya tetap menggunakan suara
tenggorokan” jelasnya.
Menurut Moris, sewaktu manggung dirinya harus dapat memenuhi
permintaan berbagai lagu dari para penontonnya. Yang paling banyak
adalah penonton kawula muda. “Biasanya para kawula muda lebih banyak
meminta untuk dinyanyikan lagu-lagu pop yang didangdutkan” ceritanya.
Harus Hafal Banyak Lagu
Morista mengakui selama ini, ia merasa tidak kesulitan dalam memenuhi
permintaan lagu dari para penontonya. Modalnya adalah memang harus
hafal berbagai jenis lagu. “Bila diminta menyanyikan sebuah lagu dan
saya tidak hafal kan malu, jadi saya harus menghafalkan banyak lagu,
terutama lagu-lagu yang lagi in ” jelasnya. Untuk itu, ia tidak pernah
ketinggalan membeli CD lagu-lagu terbaru, untuk menghafalkan
lagu-lagu terbaru yang banyak digemari masyarakat.
Popularitas Morista sebagai penyanyi serba bisa ternyata tidak hanya
dikenal di wilayah Sragen dan sekitarnya saja. Undangan untuk
menyanyi banyak juga datang dari luar pulau Jawa. Yang paling sering
adalah undangan dari masyarakat yang tinggal di Balikpapan dan
Samarinda. Orang di luar Pulau Jawa yang mengundang Morista biasanya
adalah orang-orang yang berasal dari Jawa yang sudah lama menetap
disana.
Bagi Morista job manggung tidak saja datang dari masyarakt umum yang
punya hajad. Namun sering kali I diundang untuk menyanyi di
acara-acara resmi yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Sragen.
Bahkan sering pula diundang dalam acara resmi yang dihadiri oleh
Pejabat tinggi Negara, seperti Menteri atau bahkan Presiden.
Banjir Order
Pada bulan-bulan tertentu seringkali ia kebanjiran order yang
menyebabkan banyak undangan menyanyi yang bersamaan. Biasanya pada
bulan-bulan yang dipercaya masyarakat sebagai bulan baik, ia sering
kebanjiran order. Dalam satu hari seringkali penyanyi bertubuh mungil
ini harus manggung sebanyak empat kali di tempat yang berbeda Dengan
padatnya jadual menyanyi tersebut, apakah tidak merepotkan ? “Tidak,
habis sudah terbiasa, bahkan kami tidak mempunyai asisten khusus,
semuanya kami bawa sendiri, seperti pakaian alat-alat kosmetik dan
lain sebagianya, puji syukur selama ini berjalan lancar” katanya.
Pengalaman mengesankan bagi Moris adalah sewaktu mendapat undangan di
sebuah desa di pelosok wilayah Kabupaten Boyolali. Waktu itu
perjalanannya sangat jauh, hujan dan gelap. Di tengah jalan yang sepi
kedua ban mobilnya gembos, Padahal acara segera dimulai. Untuk
menepati waktu, terpaksa ia harus melanjutkan perjalanan dengan
berjalan kali ditengah hujan dan jalanan yang sangat becek, jauh pula.
“ Kejadian itu tak pernah saya lupakan “ kenangnya. “ Sedang yang
paling memuaskan ketika manggung adalah ketika dapat memenuhi semua
permintaan lagu dari penonton” tambahnya.
Minum Air Putih
Ada satu tips sehingga Morista memiliki banyak penggemar. “ Resepnya
adalah , jangan kecewakan mereka, tepati jadwal menyanyi sesuai
undangan, jangan sampai terlambat” akunya. Menurut Moris ia selalu
menepati setiap undangan menyanyi serta berusaha datang lebih awal dari
waktu yang telah disepakati, sehingga selama ini belum pernah
mendapat complain dari masyarakat atau penggemarnya yang kecewa,
karena terlambat atau tidak tepat waktu.
Terkait kiat agar selalu tampil prima, Moris mengaku tidak punya resep
khusus. “ Saya tak menggantungkan pada suatu ramuan khusus untuk
menjaga kualitas suara dan penampilan, hanya banyak minum air putih,
itu resep saya” jelasnya. Bila kondisi badan kurang fit, ia hanya
mengkonsumsi kencur dicampur garam dan jeruk nispis saja.
Lantas bagaimana bila pas kondisinya tidak sehat atau sakit flu namun
ada jadwal menyanyi yang harus ditepati. “Pernah juga, sewaktu saya
sakit flu dan harus manggung, ketika itu saya tawarkan kembali kepada
pengundangnya bahwa saat itu saya terserang flu apakah mau bila
suaranya tidak seperti biasanya, ternyata mereka juga tidak
mempersoalkan dan saya tetap menyanyi,” jelasnya.
Telorkan 12 Album
Meskipun jadwal manggungnya sangat padat, Moris masih menyempatkan
diri untuk membuat album. Selama berkarir sebagai penyanyi, ia telah
menghasilkan 12 album lagu-lagu, baik lagu-lagu Campursari maupun
lagu-lagu jenis lainnya. Album yang paling laris menurutnya adalah
sebuah album lagu yang direkam di Studio Musik “Guna Nada Suara
Semarang.
Terkait dengan upaya pelestarian lagu-lagu jawa, Moris menyampaikan
pesan kepada para generasi muda agar selalu ikut nguri-uri budaya
jawa. “ Seni budaya adalah peninggalan leluhur kita yang adi luhung,
karena itu merupakan kewajiban bagi kita semua, khusunya kalangan
generasi muda, untuk melestarikannya, jangan sampai tergeser oleh
budaya asing “ pesannya. (N. Hart)