
Dan, dengan bermodalkan semangat serta dana sedikit dari para donatur, Sumarsiono, seorang relawan pendidikan mau mengajar warga di sana. Tanpa kenal lelah, ia mendidik warga yang ada di pesisir pulau-pulau kecil meski dengan kondisi yang serba terbatas. Jangankan gedung sekolah, untuk fasilitas alat tulis pun Sumarsiono yang harus menyediakan.
Kendati hanya pendidikan non-formal, warga cukup berterima kasih karena tidak ada sekolah formal di daerah mereka. Bagi Sumarsiono, yang ia lakukan adalah bentuk rasa tanggung jawab sosial dan keprihatinan terhadap kondisi pendidikan warga di negara yang sudah merdeka selama 65 tahun ini.
Kondisi seperti itu cukup memprihatinkan, karena di saat yang sama banyak pejabat mulai dari bupati, gubernur, hingga anggota dewan yang menghambur-hamburkan uang rakyat dengan alasan studi banding ke luar negeri.(ADO)