Ibu dan Anak Mandi Darah Ditebas Komplotan Rampok

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
LANGSA - Aksi kejahatan terjadi lagi di Aceh Timur. Empat orang yang disebut-sebut menggunakan senjata tajam secara sadis membacok anak dan istri seorang tauke karet di Gampong Beurandang, Dusun Tanjung Geuntang, Kecamatan Rantau Panjang Peureulak. Setelah sukses menyikat uang tunai Rp 15 juta beserta perhiasan plus surat-surat kendaraan, pelaku langsung kabur meninggalkan kedua korban dalam keadaan mandi darah.

Kasus menggegerkan itu terjadi selepas magrib, Senin (15/11) sekitar pukul 19.15 WIB. Waktu itu tauke karet bernama Aris Gasati (36) sedang ke luar rumah membeli rokok. Istri Aris bernama Siti Ainun (32) bersama anak semata wayang mereka bernama Gusti Randa (5) sedang santai di rumah sambil nonton televisi dan mendengar musik.

Dalam suasana yang tenang itu, tiba-tiba seseorang yang tak dikenal bertubuh tegap dan berambut cepak menggunakan penutup wajah dari kain sarung menerobos masuk. Tanpa tanya ini itu, orang tersebut langsung menyabetkan parang panjang ke bagian belakang tubuh Siti Ainun. Darah segar muncrat.

Mendapat serangan mendadak itu, dengan reflek Ainun menoleh ke belakang. Ternyata tanpa rasa kasihan, pelaku kembali menghantamkan senjata lainnya berupa potongan kayu bulat ke tubuh Siti Ainun. Hampir bersamaan dengan itu, seorang pelaku lainnya menyerbu ke depan TV dan alat pemutar DVD sambil membesarkan volumenya dengan tujuan kegaduhan di dalam rumah tidak memancing kecurigaan warga lainnya.

Melihat ibundanya dianiaya tanpa ampun, bocah Gusti Randa menjerit sambil meminta agar penjahat tak lagi memukuli dan membacok ibunya. Kondisi Siti Ainun waktu itu benar-benar kritis, karena darah segar terus muncrat dari beberapa bagian tubuhnya yang terkena bacokan.

Yang terjadi kemudian sungguh tragis. Jangankan mendengarkan permohonan sang bocah, malah pelaku juga ikut membacok Gusti Randa. “Benar-benar biadab aksi mereka,” ujar Mariati (33), salah seorang adik Aris Gasati yang ditemui Serambi di RSUD Langsa, Selasa (16/11).

Menurut Mariati yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian, komplotan pelaku yang berjumlah empat orang itu semuanya menggunakan penutup kepala seperti sebo dari kain sarung warna gelap. Komplotan itu membacok dan menganiaya kedua korban hingga mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh seperti di bagian kepala dan tangan hingga harus mendapatkan puluhan jahitan. “Biadap sekali aksi mereka,” tandas Mariati sambil menahan kesedihan.

Dipergoki TNI
Mariati menjelaskan, ketika kakak ipar dan keponakannya sedang berjuang melawan maut, tiba-tiba dua anggota TNI yang juga teman dari Aris Gasati datang bertamu ke rumah korban. “Mereka biasa bertamu ke rumah untuk ngobrol-ngobrol dengan abang saya,” ujar Mariati.

Kedua anggota TNI itu datang ke rumah Aris dengan mengendarai sepeda motor. Ternyata kedatangan kedua aparat hukum itu diketahui oleh komplotan perampok sehingga dengan gerakan cepat komplotan itu kabur ke arah belakang rumah--menyeberangi sungai--sambil membawa hasil jarahannya.

Mengetahui terjadinya aksi perampokan, kedua aparat TNI tersebut langsung mengejar pelakunya namun tak berhasil. Komplotan itu kabur meninggalkan sendal dan sepatu sport di lokasi kejadian. Tak lama kemudian puluhan personel polisi dari Polres Aceh Timur berada di lokasi.

Mariati juga menceritakan, ketika dirinya mengetahui terjadi kasus perampokan itu, dia langsung bergegas ke rumah korban. Tanpa buang waktu, Mariati membawa kakak ipar dan keponakannya yang bersimbah darah ke pos kesehatan (polindes) setempat. Namun karena kondisi korban parah, malam itu juga korban dibawa ke RSUD Idi dan selanjutnya dirujuk lagi ke RSUD Langsa.

Sumber-sumber medis di RSUD Langsa mengatakan, Siti Ainun mengalami luka bacokan serius, di antaranya di bagian leher, bagian dagu hingga bibir, dan bahu kanan. Luka-luka tersebut harus mendapatkan jahitan berlapis.

Kondisi Gusti Randa juga tak kalah buruknya. Bocah ini mengalami luka bacokan di bagian lengan kiri dan bagian kepala yang juga harus dijahit secara berlapis. “Kedua korban mengalami pendarahan hebat,” kata seorang sumber medis.

Informasi terbaru yang diterima Serambi menyebutkan, karena kondisi luka Siti Ainun sangat parah, akhirnya pada Selasa (16/11) pihak RSUD Langsa merujuk korban ke salah satu rumah sakit di Medan. Sedangkan kondisi Gusti Randa dilaporkan mulai membaik meski masih harus dirawat intensif. Kasus perampokan itu sedang dalam pengusutan aparat kepolisian di Aceh Timur. Namun hingga tadi malam belum diperoleh konfirmasi menyangkut pengembangan penyelidikan.(c42)

Sumber : Serambinews

YOU MIGHT ALSO LIKE

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)