Buahnya besar, berwarna kuning tua kecoklat-coklatan. Ukurannya tak cukup lazim bagi umumnya buah pisang. Tapi itulah yang ada dan dimiliki oleh Propinsi Maluku, pisang Tongka Langit.
Pisang Tongka Langit adalah sebuah varietas pisang yang hanya terdapat dan bisa tumbuh di Maluku -setidaknya hingga saat ini. Rasanya yang merupakan kombinasi manis dan sedikit asam menjadi pilihan tersendiri bagi masyarakat Maluku.
Kini, bagi orang Maluku, keberadaan pisang tongkak mulai dijadikan bahan makanan alternatif pengganti tepung terigu dan beras. Oleh mereka, pisang tongkak diolah menjadi tepung yang dapat dimanfaatkan menjadi aneka makanan dan kue.
"Pisang Tongka sungguh unik lain karena cara tumbuhnya tidak turun ke bawah seperti pisang pada umumnya tetapi buahnya tumbuk memuncak ke arah atas makanya pisang ini dinamakan pisang tongkak yang artinya mengarah ke atas," ujar Staf Ahli Dinas Ketahanan Pangan Propinsi Maluku, Prof. Louhempessy di Festival Hari Pangan Sedunia di kompleks Siwa, Candi Prambanan, Yogyakarta, Selasa (13/10).
Louhempessy menjelaskan, Pisang Tongka Langit termasuk dalam kelompok pisang dalam karena bagi masyarakat Maluku (Musa sp, van balbisiana) karena bagi masyarakat Maluku jenis pisang ini hanya dimakan setelah direbus, digoreng dan dibakar (yang sudah matang).
"Selain itu, sesuai pengalaman yang ada di tingkat petani di daerah pedesaan, ternyata jenis pisang ini juga bermanfaat sebagai obat tradisional untuk mencegah penyakit, namun secara medis hal ini perlu diteliti lebih dalam lagi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pisang Tongka Langit umumnya tumbuh subur dan penyebarannya di Pulau Ambon , Saparua, Haruku, Nusalaut dan Seram. Tanaman Pisang Tongka Langit umumnya tumbuh baik pada tanah dengan tekstur pasir dan liat, topografi datar sampai bergelombang dengan ketinggian 0 - 400 m dpl dan kemiringan 4-15 persen, pH tanah 4,5 - 7,3, type curah hujanA-C dengan 6-8 bulan basah dan 0-2 bulan kering dengan suhu 20-32 0C.
Teknis budidaya yang dilakukan petani adalah secara tradisional yaitu dengan menggunakan anakan. Pisang ini biasanya ditanam pada areal pertanaman cengkeh, pala dan durian. Luas lahan pertanaman Pisang Tongka Langit ini masih dalam skala kecilsecara perorangan dengan jarak tanam 4 x 5 m. Pisang ini mempunyai tinggi 4-5 meter, tergantung kesuburan tanah dengan jumlah anakan 5-7 per rumpun. Permukaan daun licin dan mengkilat dengan warna daun hijau tua.
Tanaman Pisang Tongka Langit umumnya mulai berproduksi pada umur 1-1,5 tahun dengan waktu berbunga sepanjang tahun. Masa panen bisa dilakukan pada umur tujuh bulan setelah berbunga dengan jumlah sisir/tandan tiga hingga enam serta pada masing-masing sisir terdapat enam sampai 13 buah. Jika sudah dalam keadaan masak, warna buahnya menjadi merah-orange dengan panjang 17-23 cm, berat 250-300 gram serta diameter 5-6,63 mm.
Caranya Pisang Tongka dibuat tepung pisang yang satu buahnya dijual seharga Rp 2 ribu per sisir dengan merebus pisang tongkok karena kulit pisang ini sangatlah tebal kemudian setelah di kukus lalu dikupas. Usai dikupas kemudian digiling hingga halus dan dikeringkan sehingga menjadi tepung pisang yang dapat menjadi bahan pengganti tepung terigu untuk membuat beraneka macam kue bolu dan kue kering. Pemerintah Maluku sendiri samapi sekarang selain mengembangkan potensi buah pisang tongkak langit ini juga sedang mengembangkan berbagai macam bahan makanan pengganti beras yang nantinya makanan tersebut harus diterima mulut orang lain.
Untuk mengurangi ketergantungan akan beras, Propinsi Maluku mencoba memanfaatkan bahan makanan non beras seperti tepung pisang, dan tentunya sagu.
Pisang Tongka Langit adalah sebuah varietas pisang yang hanya terdapat dan bisa tumbuh di Maluku -setidaknya hingga saat ini. Rasanya yang merupakan kombinasi manis dan sedikit asam menjadi pilihan tersendiri bagi masyarakat Maluku.
Kini, bagi orang Maluku, keberadaan pisang tongkak mulai dijadikan bahan makanan alternatif pengganti tepung terigu dan beras. Oleh mereka, pisang tongkak diolah menjadi tepung yang dapat dimanfaatkan menjadi aneka makanan dan kue.
"Pisang Tongka sungguh unik lain karena cara tumbuhnya tidak turun ke bawah seperti pisang pada umumnya tetapi buahnya tumbuk memuncak ke arah atas makanya pisang ini dinamakan pisang tongkak yang artinya mengarah ke atas," ujar Staf Ahli Dinas Ketahanan Pangan Propinsi Maluku, Prof. Louhempessy di Festival Hari Pangan Sedunia di kompleks Siwa, Candi Prambanan, Yogyakarta, Selasa (13/10).
Louhempessy menjelaskan, Pisang Tongka Langit termasuk dalam kelompok pisang dalam karena bagi masyarakat Maluku (Musa sp, van balbisiana) karena bagi masyarakat Maluku jenis pisang ini hanya dimakan setelah direbus, digoreng dan dibakar (yang sudah matang).
"Selain itu, sesuai pengalaman yang ada di tingkat petani di daerah pedesaan, ternyata jenis pisang ini juga bermanfaat sebagai obat tradisional untuk mencegah penyakit, namun secara medis hal ini perlu diteliti lebih dalam lagi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pisang Tongka Langit umumnya tumbuh subur dan penyebarannya di Pulau Ambon , Saparua, Haruku, Nusalaut dan Seram. Tanaman Pisang Tongka Langit umumnya tumbuh baik pada tanah dengan tekstur pasir dan liat, topografi datar sampai bergelombang dengan ketinggian 0 - 400 m dpl dan kemiringan 4-15 persen, pH tanah 4,5 - 7,3, type curah hujanA-C dengan 6-8 bulan basah dan 0-2 bulan kering dengan suhu 20-32 0C.
Teknis budidaya yang dilakukan petani adalah secara tradisional yaitu dengan menggunakan anakan. Pisang ini biasanya ditanam pada areal pertanaman cengkeh, pala dan durian. Luas lahan pertanaman Pisang Tongka Langit ini masih dalam skala kecilsecara perorangan dengan jarak tanam 4 x 5 m. Pisang ini mempunyai tinggi 4-5 meter, tergantung kesuburan tanah dengan jumlah anakan 5-7 per rumpun. Permukaan daun licin dan mengkilat dengan warna daun hijau tua.
Tanaman Pisang Tongka Langit umumnya mulai berproduksi pada umur 1-1,5 tahun dengan waktu berbunga sepanjang tahun. Masa panen bisa dilakukan pada umur tujuh bulan setelah berbunga dengan jumlah sisir/tandan tiga hingga enam serta pada masing-masing sisir terdapat enam sampai 13 buah. Jika sudah dalam keadaan masak, warna buahnya menjadi merah-orange dengan panjang 17-23 cm, berat 250-300 gram serta diameter 5-6,63 mm.
Caranya Pisang Tongka dibuat tepung pisang yang satu buahnya dijual seharga Rp 2 ribu per sisir dengan merebus pisang tongkok karena kulit pisang ini sangatlah tebal kemudian setelah di kukus lalu dikupas. Usai dikupas kemudian digiling hingga halus dan dikeringkan sehingga menjadi tepung pisang yang dapat menjadi bahan pengganti tepung terigu untuk membuat beraneka macam kue bolu dan kue kering. Pemerintah Maluku sendiri samapi sekarang selain mengembangkan potensi buah pisang tongkak langit ini juga sedang mengembangkan berbagai macam bahan makanan pengganti beras yang nantinya makanan tersebut harus diterima mulut orang lain.
Untuk mengurangi ketergantungan akan beras, Propinsi Maluku mencoba memanfaatkan bahan makanan non beras seperti tepung pisang, dan tentunya sagu.
Sumber : Gudegnet